Sabtu, 26 Julai 2014

Ikuti Wikipedia bahasa Indonesia di F icon.svg Facebook dan Twitter bird logo 2012.svg Twitter
[tutup]

Horowura, Adonara Tengah, Flores Timur

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Horowura
—  Desa  —
Negara  Indonesia
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Kabupaten Flores Timur
Kecamatan Adonara Tengah
Kodepos 86262
Luas ... km2
Jumlah penduduk ... jiwa
Kepadatan ... jiwa/km2
Horowura merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Adonara Tengah, kabupaten Flores Timur, provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Desa ini merupakan satu dari 12 desa dan kelurahan yang berada di kecamatan Adonara Tengah. Desa ini memiliki kodepos 86262.
Desa ini memiliki jumlah penduduknya sebagian besar bersuku daerah Flores. Sebagian besar penduduknya bermatapencaharian petani. Hasil pertanian utama di desa ini ialah kemiri, kakao dan lain-lain.

Pranala luar

Sabtu, 12 Julai 2014


Destinations in Indonesia

You have to login first to rate this destination
4.60/5 (5 votes)
 
Views:260506
Home » The Island of Flores » THE LARANTUKA “SEMANA SANTA” UNIQUE HOLY WEEK CELEBRATIONS

THE LARANTUKA “SEMANA SANTA” UNIQUE HOLY WEEK CELEBRATIONS

 

Overview


Each year, the week before Easter Sunday,  the town of Larantuka, East Flores, solemnly celebrates the Holy Week, popularly known here as “Semana Santa”.  The pinnacle of these celebrations is the commemoration of Christ’s  suffering on Good Friday by following the stations of the Cross, known here as the “Sesta Vera”.  In Larantuka, prayers center around two religious icons, one is the statue of Jesus Christ (locally known as Tuan Ana) and the other is that of the Virgin Mary (Localy known as Tuan Ma). Both are original statues brought here by Portuguese missionaries Gaspar do Espírito Santo and Agostinho de Madalena in the 16th century. These statues are presented to the public only during Easter and are kept out-of-view for the rest of the year.
Located on the eastern tip of Flores Island, - Larantuka,-  also known as ‘Kota Reinha’ or ‘Tana Nagi’, is the capital of the district of East Flores.
Having strong Portuguese colonial influences, the town is commonly known as one where Catholicism flourishes in Indonesia. For more than four centuries, this region inherited Catholicism through the role of the common people rather than through the clergy. The King of Larantuka, missionaries, the brotherhood of apostles of the common people (Confreria), the  Semana Tribe, and the Kakang (Kakang Lewo Pulo Tribe) as well as the Pou (Lema Tribe) have played pivotal roles in the development of Catholicism in this Larantuka region.
During Holy Week, the normally quiet and tranquil town will be filled with pilgrims and congregations from many parts of Indonesia and from around the world.
The Semana Santa commences with the Rabu Trewa or the Shackled Wednesday (or Ash Wednesday)  on the mid-Easter week. On this day, devotees gather in chapels and pray, remembering the betrayal of Jesus by Judas Iscariot which led to Jesus’ arrest and shackling. This is the time when the town of Larantuka turns into the Town of Mourning; a time when it drowns into solemnity and reflection for the purification of the soul.
In the afternoon of Maundy Thursday, devotees enact the tikam turo ritual in preparing the route for the following day’s seven kilometer procession by planting candles along the route. At the Chapel of Tuan Ma (Virgin Mary) the casket that has been sealed for one year is carefully opened by the Conferia, and the statue of Tuan Ma or Virgin Mary is bathed and then dressed in mourning clothes (a piece of black or purple, or blue velvet coat).
The pinnacle of the rituals falls on Good Friday or the Sesta Vera. The door of the chapel of Tuan Ma and Tuan Ana (Jesus and the Virgin Mary) opens at ten o’clock in the morning. The Good Friday procession is highlighted by the ritual of carrying the body of Jesus Christ, placing Jesus at the center of the ritual and placing Mother Mary at the center of attention, as the mourning mother (Mater Dolorosa). The Sabtu Santo (Holy Saturday) and the Minggu Paskah (Easter Sunday) follow the next days, marking the end of the entire Easter week procession.
From Jakarta or Bali the town of Larantuka  is accessible by flights to the El Tari Airport in Kupang or the Wai Oti  Airport in Maumere, followed by about 3 hours’ overland journey to  Larantuka.  
There are few hotels and accommodation facilities available in the region, so if you plan to attend the Semana Santa make sure that you make your arrangements early. A number of travel agents offer special packages to ease your travels. Please check our "Find Travel Agent".

Related Event

24-29
Sep 2014
View More Events

See on The Map

THE LARANTUKA “SEMANA SANTA” UNIQUE HOLY WEEK CELEBRATIONS

Related Destinations

Find

Related Activity

Traditional Villages

Traditional Villages As a country with over 350 cultural ethnic groups, the cultural diversity of Indonesia deserves to be explored. Discover unique cultures and witness... read more

Sightseeing

Sightseeing Taking a half day or a full day excursion on holiday or between conferences is always a wonderful introduction into a new destination, whether to a... read more

Sejarah Adonara

                                    Gunung Boleng di Pulau Adonara



Adonara adalah sebuah pulau kecil yang cukup subur di ujung timur pulau flores.
SIAPAKAH nenek moyang orang Adonara? Sesuai penuturan adat turun temurun, sebagaimana dikemukakan tokoh masyarakat Adonara, H Syamsudin Abdullah (75), orang asli Adonara adalah turunan seorang wanita yang bernama Sedo Lepan. Wanita ini adalah manusia primitif paling pertama yang menghuni Pulau Adonara. Tubuhnya ditumbuhi bulu lebat. Wanita pertama ini muncul bersamaan dengan timbulnya Gunung Boleng.

 Pada suatu saat terjadilah suatu keajaiban yang luar biasa dimana tubuh Sedo Lepan ini "pecah" dan keluarlah seorang wanita lagi yang kemudian dikenal dengan nama Kewae Sedo Bolen. Saat itu, di Pulau Adonara belum ada manusia lain selain wanita ini. Selama bertahun-tahun ia hidup sendirian di lereng Ile (gunung) Boleng. Kemudian suatu ketika, datanglah seorang laki-laki dari pantai selatan Pulau Lembata yang bernama Kelake Ado Pehan. Ia diusir dari Lembata karena dituduh sebagai seorang suanggi yang menyebabkan meletusnya Gunung Adowojo. Ia lari dengan menggunakan sebuah perahu yang terbuat dari sebatang kelapa dan terdampar di pantai utara Adonara.

Singkat kisah, Kelake Ado Pehan kemudian bertemu dengan Kewae Sedo Bolen di puncak Ile Boleng sehingga keduanya menikah. Dari pernikahan kedua manusia pertama di Pulau Adonara itu, kemudian lahirlah tujuh putra yakni Lado Ipa Jarang yang keturunannya ada di Boleng, Mado Paling Tale (keturunannya ada di Doken), Beda Geri Niha (keturunannya ada di Nihaona), Duli Ledan Labi (keturunannya di Lewoduli), Kia Kara Bau (keturunannya ada di Wokablolon-Kiwang Ona), Kia Lali Tokan (keturunannya ada di Lewobelek) dan Sue Buku Toran yang ke Lewojawa-Lamahala.

Nama Adonara terdapat dua pengertian. Adonara berasal dari kata "Ado" dan "Nara". Ado ini mengingatkan orang Adonara akan pria pertama yang hidup di pulau itu yakni Kelake Ado Pehan. Sedangkan "Nara" artinya kampung, bangsa, kaum kerabat. Jadi Adonara artinya Ado punya kampung, Ado punya suku bangsa, Ado punya keturunan dan kaum kerabat.

Adonara juga berasal dari kata Adoknara. "Adok" yang yang berarti mengadu domba dan "nara" yang artinya kampung, suku bangsa, kaum kerabat, golongan atau Puak. Jadi Adoknara artinya mengadudomba warga antarkampung, suku bangsa, kaum kerabat. Pengertian ini merujuk pada watak khas orang Adonara yang "gemar" berperang. Jika hendak berperang, maka para pihak akan menghubungi "nara" yakni keluarga, saudara, kaum kerabat di kampung lainnya agar memihak kepada mereka dalam perang tanding.

Adonara juga sering dikaitkan dengan adu darah, yakni perang tanding yang terjadi di pulau itu. "Dulu di Adonara dan Lembata masih dikenal dengan istilah perang antara Paji dan Demong. Dimana kelompok Demong berasal dari Lewopoti, Lewoleba, Tana Boleng, Horohura, Lewomang, Wollo dan Baipito. Sementara kelompok Paji berasal dari Menanga, Lamahala, Lamakera, Lebala dan Watampao," tutur Haji Syamsudin.

Apa pun pengertiannya saat ini masih sering kita dengar pertikaian berdarah di Adonara. Masalah tanah terutama menjadi pemicu terjadinya perang tanding. Watak menyelesaikan sengketa tanah dengan cara kekerasan ini - sesuai ceritra rakyat - disebabkan nenek moyang orang Adonara ditempa dengan kehidupan yang keras, dimana peristiwa pertumpahan darah sudah merupakan hal biasa.

Seorang tokoh muda asal Lembata, Muhamad Sengnama, mengatakan, anggapan bahwa orang Adonara sampai saat ini masih identik dengan sifat-sifat keras dan selalu ingin saling membunuh itu tidak benar. Orang Adonara tidak segan-segan melakukan tindak kekerasan bahkan sampai membunuh kalau ada masalah yang menyangkut hal-hal prinsip semisal harkat dan harga diri pribadi, suku dan kampung.

"Tapi sekarang di Adonara sudah banyak masyarakat terpelajar. Banyak orang pintar di NTT bahkan Indonesia yang berasal dari Adonara. Sekarang ini yang harus dilakukan oleh orang Adonara yakni bagaimana menghilangkan image orang luar tentang perilaku keras itu," ujar Sengnama. (eko)


4 komentar:

  1. Benar bahwa Kewae Sode Bolen adala Sedo Lepa, dan siapa nama sebenarnya Kelake Ado Peha..? dri ketuju putra mereka anak pertama adalah Beda Geri Niha yang keturunanya ada di Nihaone. dan org pertama yang menempati pulau adonara bukan kewae sode bole, jauh sebelunya sdh ada manusia pertama yg telah ada di pulau adonara. kewae sode bole adalah merupakan Bine Ana dr manusia sebelumnya, anak ketujuh yaitu Kia Lali Tokan, tlh diperintahkan oleh kewae sode bolen utk mencari opo nananya di witihama, shingga skrg kita kenal dengan lama tokan kowa bala, merka adlah keturunan dr Kia lali Tokan, yg sebelumnya terdampar di suku tokan dan akhirnya ke witihama.
    Balas
  2. Membaca sejarah ini saya pada akhirnya mengerti akan kondisi Adonara saat ini. Makasih Admin utk share-nya..
    Balas
  3. thanks banget buat kamu yang sudah mempublikasikan ini
    Balas
  4. saya harap Anda juga memperkenalkan tempat wisata Adonara yang begitu indah
    Balas

Sample Text

maryantosilvester.blogspot.com. Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Posts

Pelajaran Blog Cara Membuat Form Link Exchange/Tukar Link. Pelajaran Blog Cara Membuat Form Link Exchange/Tukar Link. Pelajaran Blog Cara Membuat Form Link Exchange/Tukar Link.
Gambar 1 Gambar 2

Tips

Blogger templates

Download

Blogger templates

About














Copyright © 2012 Kehidupan AdonaraTemplate by : UrangkuraiPowered by Blogger.Please upgrade to a Modern Browser.